share ur story, ur world, ur love !

Latest

Life Must Go On

Kita sering meyakini bahwa, seiring berjalannya waktu, ada hal-hal yang harus direlakan dari diri kita: masa lalu, mimpi, dan hal remeh temeh yang pernah kita anggap penting pada masanya. Apa itu? Semacam menyimpan kertas surat saat remaja, menyimpan rangkaian bunga yang sudah mengering, mengidolakan grup boyband/girlband, atau hal remeh lain yang kalau sekarang kita lihat “ya ampun, dulu aku gini amat ya…” atau “aku ngapain sih nyimpen ini segala…” hahaha.

Sayangnya, aku termasuk dalam kubu yang gak gitu amat. Aku senang saat menemukan kembali barang-barang yang aku simpan sejak SMA. Aku senang membaca lagi kertas-kertas komunikasi gak penting antara aku dan teman-teman yang berisi curhat gak jelas tentang topik yang menarik (saat itu) atau mengenai pelajaran yang sedang berlangsung. Aku masih suka mengingat bahwa mimpiku sangat luar biasa saat…

The Power of “Orang Dalem”

Tanteku bilang, “Udahlah, tenang aja, selama masih ada orang dalem, pasti bisa.”

Aku merengut. Iyalah jelas. Kesel juga kalo apa-apa tuh kudu orang dalem. Bete dong.

Itu kata-kata yang bikin merengut semua orang kayaknya.

Terus, konteksnya apa sih yang lagi aku omongin?

Simple, cuma perkara aku mau…

Potensi Diri

Aku ga tau tulisan ini intinya apa. Tapi…

It seems the words people said are true.

Kepepet dulu, baru bisa. Deadline dulu, baru kelar.

Beberapa waktu lalu pak suami menyampaikan (semacam) quotes yang dia temukan di Instagram. Kata-katanya… duh, aku lupa. Intinya, posisikan diri kita dalam keadaan tersudut, untuk mengeluarkan semua potensi yang ada dalam diri kita. Aku, dulu, pernah bilang hal semacam itu juga ke pak suami. Jadi, waktu dia menemukan (semacam) quotes itu, dia dengan sumringahnya bilang, “Nih! Bener juga kata adek yak! Dulu adek pernah bilang ini kan ke mas.”

Iya, aku dipanggilnya adek sama doi. Padahal kangen juga dipanggil “kamu”.

Ah. Iya. Berhubung aku adalah orang yang pelupa, aku gak ingat kapan tepatnya…

Kangen

Isinya semacam lagunya Dewa 19 ya?

Salah, yang benar, lebih dari itu 🙂

Beberapa hari yang lalu, aku ngobrol via chat dengan seorang kawan lama. Judulnya kawan lama, sih, tapi persahabatan kita kan awetnya kayak pacar baru hahahaha. Masih anget. Tenang aja, dia cewek kok. Jadi jangan tanya “Serius kalian sahabatan doang? Awet kayak pacar baru? Hmm, Mas Superman gak cemburu tuh?”, serius lupain aja pertanyaan sepele macam itu. Okesekip.

Aku liatnya sih, dia kangen ‘rumah’. Keluarga. Waktu kutanya, ternyata lebih kompleks lagi, dia kangen sama rasa gak khawatir, kangen sama nggak butuh materi, kangen sama rasa kuat, kangen sama kata mampu

Aku tahu aku gak bisa memenuhi rasa kangen dia akan semua hal itu, bahkan buat dia sekedar lupa, aku gak bisa. Aku lebih dari tahu. Aku tahu yang dia butuhkan waktu itu
bukan kata-kata…

Catatan Usang

Kamis, udah Oktober.

Jadi aku ditinggal hari sabtu ini? Minggu juga gak akan bisa ketemu kan? Kenapa gak minggu aja sih berangkatnya?

Mas kesini dong!

Mau aku cubit :<

Udah kayak kue aja.

Nemu catetan begitu di buku harian berdua. Itu versi tulisanku jaman belum nikah dulu.

Jadi ceritanya gini, aku punya buku yang isinya adalah tulisanku dan mas, mulai ditulis tahun 2015 (kalau gak salah). Ngisinya gantian, seminggu dia bawa dan tulis, seminggu berikutnya aku yg bawa dan isi. Gitu terus.
Sekarang udah…